Kerjasama ASEAN di bidang politik dan keamanan adalah kerja sama dalam mewujudkan perdamaian di kawasan regional dan global. Kerja sama antar negara ASEAN bersifat terbuka, berdasarkan pada pendekatan keamanan yang komprehensif dan tidak ditujukan untuk membentuk suatu pakta pertahanan atau aliansi militer ataupun kebijakan luar negeri bersama. 3 Nilai-Nilai Dasar Bela Negara Yaitu: 4. Contoh Kerjasama Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan antara lain: -Masyarakat melakukan ronda. -Pemerintah melakukan kerjasama alih teknologi dalam pembuatan kapal selam. -Masyarakat mengikuti program bela negara. -Lembaga keamanan bekerjasama dengan pemerintah melindungi aset negara dari serangan siber. Dankerjasama eksternal yang merupakan bentuk kerjasama yang melibatkan lebih dari satu organisasi. Kerjasama Dalam Bidang Pertahanan dan Keamanan Negara. Kerjasama di bidang pertahanan dan keamanan negara pada dasarnya sangat erat jika dikaitkan dengan bela negara. Banyak sekali pasal dalam UUD 1945 yang menegaskan tentang pentingnya bela negarayang juga akan dibahas dalam bagian ini, hingga terbangunnya kerjasama di bidang keamanan dan pertahanan antara Indonesia dan Australia yang menghasilkan perjanjian Lombok (Treaty Lombok). 2.1 Dinamika Hubungan antara Indonesia dan Australia Hubungan baik antara Indonesia dan Australia merupakan sesuatu hal yang Jakarta(ANTARA) - Periset Senior dari Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanity Universitas Indonesia, Yandry Kurniawan, mengatakan kerjasama bidang pertahanan antar negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dapat memainkan peran penting dalam menghadapi pandemi di kawasan. Dalam acara diskusi virtual bertajuk Berikutini adalah contoh kerjasama di dalam bidang Pertahanan dan Keamanan yaitu: Latihan bersama antara angkatan perang (militer) 2 negara. Kerja sama di dalam memasok peralatan tempur. Pencegahan dan penanggulangan teroris diantara dua atau lebih negara yang berbeda. Latihan terbang bersama pesawat tempur. icWxI. Keterlibatan elemen militer dalam keadaan pandemi dan krisis kesehatan bukanlah sesuatu yang baru dalam aktivitas politik internasionalJakarta ANTARA - Periset Senior dari Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanity Universitas Indonesia, Yandry Kurniawan, mengatakan kerjasama bidang pertahanan antar negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN dapat memainkan peran penting dalam menghadapi pandemi di kawasan. Dalam acara diskusi virtual bertajuk “Talking ASEAN Regional Defence Cooperation amidst COVID-19 Challenges and Opportunities” di Jakarta, Rabu, Yandry menyebut bahwa elemen militer seringkali terlibat dalam beberapa krisis kesehatan dan kondisi pandemi di masa lampau. “Keterlibatan elemen militer dalam keadaan pandemi dan krisis kesehatan bukanlah sesuatu yang baru dalam aktivitas politik internasional,” ujarnya. Dalam konteks kawasan Asia Tenggara, ia pun mengatakan bahwa kerjasama pertahanan yang telah terjalin antar negara anggota ASEAN dapat diperkuat melalui upaya menghadapi situasi pandemi, termasuk dengan bersinergi dengan sektor kesehatan. “ASEAN dapat membangun satu forum spesifik di mana elemen militer dari negara-negara anggota dan berbagai pelaku kesehatan di kawasan lainnya dapat berinteraksi secara efektif,” kata Yandry yang juga merupakan pengajar Departemen Hubungan Internasional Universitas Indonesia tersebut. Baca juga Indonesia dorong kerja sama ASEAN-Rusia kembangkan vaksin COVID-19 Menurut dia, ada pula kesempatan untuk membangun dan mengimplementasikan kebijakan militer di tingkat kawasan, serta doktrin terkait bantuan kemanusiaan dan pengendalian bencana dengan berkolaborasi bersama mitra dari elemen sipil. Melibatkan komunitas sipil juga dapat dilakukan dengan mendukung aktivitas pelatihan bersama yang dapat dilakukan oleh kedua elemen tersebut, terkait situasi pandemi, katanya. Selain itu, keterlibatan militer dalam perencanaan dan implementasi berbagai upaya terkait pencegahan, deteksi dan respon terhadap penyakit menular dapat ditingkatkan melalui agenda keamanan kesehatan ASEAN. “Intinya, saya pikir akan sangat berguna apabila ASEAN dapat membuat suatu forum di mana angkatan militer negara-negara ASEAN dapat bersatu dan berkolaborasi dengan elemen sipil dan professional,” kata dia. Forum tersebut, lanjutnya, dapat mengembangkan semacam skenario terburuk dalam situasi pandemi dan bagaimana wabah dapat menyebar di kawasan. Di masa depan, satuan militer dari negara-negara anggota dapat bekerja sama untuk menciptakan contingency plan dan upaya mitigasi. “Alih-alih berharap pandemi sekarang ini akan hilang, lebih baik kita mempersiapkan diri melalui semua mekanisme yang dapat dijalankan apabila wabah kembali terjadi,” katanya. Baca juga Kerja sama pertahanan ASEAN dapat diperkuat di tengah pandemi COVID-19 Baca juga ASEAN-Korea Selatan siap bekerja sama penanganan penyakit infeksi Baca juga Kepada perwakilan ASEAN, Kemensos paparkan upaya mitigasi COVID-19Pewarta Aria CindyaraEditor Azis Kurmala COPYRIGHT © ANTARA 2020 Jakarta - Indonesia dan Kamboja memperkuat kerja sama pertahanan untuk mendorong terciptanya perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan di Pertahanan Ryamizard Ryacudu melakukan kunjungan kerja ke Kamboja pada tanggal 9-11 Agustus 2016. Kunjungan ini merupakan kunjungan pertama oleh Menhan RI ke Kamboja setelah kunjungan terakhir tahun 2012 dalam rangka Pertemuan Menhan Asean ke-6 di Phnom Menteri Kamboja Hun Sen saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan Indonesia merupakan satu-satunya negara yang secara khusus memberikan bantuan pelatihan bagi pasukan 10 Agustus 2016, Ryamizard juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Nasional Kerajaan Kamboja, Jenderal Tea Banh di kantor Kementerian Pertahanan Nasional hari yang sama, Ryamizard juga berkesempatan melakukan kunjungan kehormatan kepada Perdana Menteri Hun Sen di Peace Palace. Dalam pertemuan dengan para pejabat tinggi Kamboja tersebut, Menhan RI didampingi oleh sejumlah pejabat Kemenhan RI dan Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja Pitono Purnomo.“RI-Kamboja memiliki peran penting dan strategis bagi kestabilan dan perdamaian di kawasan. Oleh karena itu, kedua negara memiliki kepentingan bersama untuk mendorong terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di kawasan. Kunjungan Menhan RI ke Kamboja diharapkan dapat memperkuat mekanisme yang sudah berjalan, sehingga kerja sama pertahanan kedua negara dari waktu ke waktu akan memberikan kontribusi penting bagi perdamaian, keamanan dan kesejahteraan bersama di kawasan,” tulis laman Kementerian Luar Negeri, Kamis, 11 Agustus pertemuan bilateral dengan Menhan RI, Jenderal Tea Banh menyampaikan perlunya meningkatkan kembali hubungan kementerian pertahanan kedua negara, termasuk memperkuat kerja sama anti terorisme dan keamanan Kedua Menteri sepakat untuk membentuk MoU sebagai payung hukum kerja sama pertahanan kedua Negara, termasuk bagi kemungkinan penawaran produk alutsista dan perlengkapan militer serta melanjutkan pelatihan yang sudah itu, dalam kunjungan kehormatan Menhan RI ke Perdana Menteri Kamboja, PM Hun Sen menyambut baik kunjungan Menhan RI dalam rangka meningkatkan kerja sama di bidang sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja telah dirintis sejak tahun 1970 dan sudah banyak program yang sudah ini, meskipun Indonesia dan Kamboja belum memiliki perjanjian yang menjadi payung hukum kerja sama bidang pertahanan, pada tataran implementasi kedua pihak telah memiliki MoU between the Indonesian National Army and the Army of the Royal Cambodian Armed Forces RCAF on Army to Army Talk sejak ATAT ini terus berlangsung hingga saat ini. Di samping itu, TNI secara berkesinambungan memberikan bantuan pelatihan kepada RCAF, khususnya Brigade 911 pasukan khusus Kamboja dan pelatihan bagi pasukan pengaman PM secara Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Dalam kurun waktu belakangan ini, Pemerintah gencar melakukan pertemuan dengan sejumlah negara guna penjajakan kerja sama bidang pertahanan. Beberapa negara yang dijajaki adalah Vietnam, Korea Selatan, Papua Nugini, Fiji, Turki dan sejumlah negara lain. Ini tentu menggembirakan, karena sejatinya penjajakan kerja sama ini berarti produk alutsista Indonesia kian diminati negara asing. Pertemuan antara Indonesia dengan sejumlah negara, memang salah satunya adalah menjual produk alutsista dalam negeri ke negara terkait industri, kerja sama bidang pertahanan ini juga mencakup peningkatan kapasitas dalam bidang pertahanan dan militer, antara lain melalui seminar-lokakarya, program pelatihan dan pendidikan, pertukaran intelijen militer dan alih teknologi pertahanan. Kerja sama ini dibutuhkan karena sesungguhnya kekuatan negara ditentukan oleh sofistifikasi perencanaan pertahanan, termasuk pada postur militer, dan strategi yang handal maupun patriotisme bela negara. Dari sana, Indonesia akan semakin diperhitungkan dalam kancah regional maupun internasional karena memang aktif dalam pergaulan dunia. Ini tentu sesuai dengan semangat pembukaan UUD 1945 yang memang mendorong untuk bebas aktif dalam menjaga perdamaian "bergaul" di kancah internasional, maka sulit bagi Indonesia membentuk pertahanan negara yang ideal. Sebagai negara besar yang disegani di kawasan Asia, Indonesia harus memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas sosial politik, baik dalam atau luar negeri. Untuk itu, dibutuhkan pertahanan negara yang kuat dan besar. Kita bisa melihat bagaimana kekuatan pertahanan negara Indonesia yang kian mendapat perhatian besar negara-negara asing. Berdasarkan data Global Fire Power GFP, peringkat kekuatan militer Indonesia tahun 2012 berada pada posisi ke-22, dan tahun 2015 naik menjadi peringkat ke-19. Pada Januari 2016, Indonesia naik di posisi ke-12 dengan power index 0,52. Sementara pada tahun 2017, peringkat GFP Indonesia menurun pada posisi ke-14 dengan power index 0,34. Ini menunjukkan kekuatan militer Indonesia semakin baik tapi peringkat menurun. Percepatan peningkatan kekuatan militer Indonesia lebih lambat dibanding negara-negara ini harus dilihat sebagai pemicu peningkatan kekuatan militer di masa yang akan datang. Semakin kompleks-nya ancaman dan tantangan, tentu membutuhkan keprofesionalan prajurit TNI di kancah pertempuran yang kondisinya berbeda dibandingkan beberapa dasawarsa belakangan lalu. Ke depan, ancaman nirmiliter lebih dominan dibandingkan dengan ancaman kekuatan pertahanan suatu negara, secara dominan ditentukan identifikasi dan analisa komprehensif Pemerintah terhadap ketersediaan sumber daya nasional. Pada tahun 2002, bahkan sejumlah akademisi telah mengidentifikasi dan analisa komprehensif tentang proyeksi alokasi anggaran pertahanan Indonesia dari 2006-2066. Connie Rahakundini Bakrie 2002, xxxProyeksi tersebut harus dibaca sebagai upaya meletakkan ekonomi pertahanan sebagai bagian integral dari suatu ketersediaan modal strategis yang dihasilkan dari akumulasi kinerja nasional. Alhasil, sumber daya pertahanan tidak hanya terbatas pada sumber daya finansial yang terwujud dalam APBN, melainkan juga berkaitan erat dengan ketangguhan prajurit, karakter negara, perkembangan teknologi, kerja sama internasional serta kualitas kepemimpinan nasional. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kualitas pertahanan negara dan menjadi tugas pemerintah untuk semakin meningkatkannya. Pergaulan di kancah internasional tentu tidak lepas dari saling berebut pengaruh. Apalagi di bidang kerja sama pertahanan negara, baik bilateral maupun multinasional, selalu akan sangat sensitif dan akan memiliki konsekuensi, baik dampak negatif atau positif. Kerja sama pertahanan akan senantiasa memperlihatkan ciri dan arah perjalanan dari suatu negara. Ambil contoh di ketika mantan Presiden RI Soeharto menjauhi Moskow dan Peking tetapi lebih mendekat ke Amerika Serikat dan Eropa. Saat itu, kepentingan ekonomi lebih ditekankan, dengan mendekat ke negara-negara Barat. Langkah ini bisa dibaca karena di era itu, Amerika dan Eropa lebih maju secara ekonomi, dan Indonesia diuntungkan dengan mengalirnya berbagai mancam besarnya dampak dari kerja sama antar negara, maka harus ditekankan bahwa kerja sama pertahanan merupakan kerja sama yang menekankan pada kepentingan nasional Indonesia. Kerja sama tersebut harus ditujukan untuk penguatan kedaulatan negara, keamanan, stabilitas dan kesejahteraan sama pertahanan juga harus memiliki tujuan yang jelas dan tidak multitafsir. Dengan menyatakan tujuan kerja sama secara tersurat pada dokumen kerja sama, karena kerja sama pertahanan sangat rawan apabila memiliki arti ganda dan tidak jelas. Hal ini dapat digunakan sebagai celah untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan oleh para pihak. 1 2 Lihat Politik Selengkapnya Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free MENGKAJI HUBUNGAN BILATERAL ANTARA INDONESIA DAN RUSIA DALAM USAHA PENGEMBANGAN DI BIDANG PERTAHANAN Okpan Gunawan 20190610058 Hukum Perjanjian Internasional/A Abstrak Perluasan hubungan internasional dalam kerangka memperbanyak perjanjian internasional dengan berbagai negara dunia kerap kali di jadikan momentum untuk menstabilkan keadaan dan kondisi negara tersebut dalam berbagai macam bidang, hal itupun seperti yang di lakukan oleh negara indonesia yang melakukan perjanjian bilateral dengan negara federasi rusia, usaha kerjasama yang di lakukan oleh negara indonesia merupakan suatu bentuk dalam memperkuat bidang pertahanan sebagai aspek yang sangat penting untuk di perhatikan. Harmonisasi yang terbentuk di antara dua negara ini memudahkan keduanya dalam menjalin kerjasama, hal ini terbukti dengan efektifnya rusia dalam memasok alutista ke negara indonesia, begitupun dengan indonesia yang selalu memberikan ruang kepada rusia dalam usahanya mengembangkan investasi sebagai fokus perluasan ekonominya. Massifnya produksi yang di lakukan negara rusia dalam bidang pertahanan dan militer membuat rusia mampu menyaingi kekutan amerika dalam bidang militernya, begitupun kemudahan dalam akses pembelian persenjataan yang di tawarkan rusia dengan mempermudah segala izin dan persyaratan membuat negara indonesia seringkali memasok persenjataan dari negara tersebut. Kata kunci Perjanjian Bilateral, Indonesia, Russia, Bidang Pertahanan A. Pendahuluan “Hubungan antar-bangsa secara bilateral dengan berbagai macam motif hubungannya tidak akan lepas dari kondisi lingkungan tempat berlangsungnya hubungan internasional, serta adanya pengaruh kekuasaan yang dimiliki untuk mencapai tujuan kepentingan nasional. Menurut Budiono hubungan bilateral adalah suatu bentuk kerja sama diantara dua negara baik yang berdekatan secara geografis maupun yang jauh dari sebrang lautan dengan sasaran utama untuk menciptakan kerjasama politik, kebudayaan dan struktur ekonomi.” “Adanya saling ketergantungan antar negara dan keterkaitan antar masalah memang telah terlihat dalam interkasi suatu hubungan, hal ini tercermin dari pembentukan kelompok kerja sama regional baik berlandaskan kedekatan geografis maupun fungsional yang semakin meluas dan sehingga adanya integrasi di dalamnya baik dalam segi ekonomi, politik dan pertahanan. Kerjasama dapat terjadi dalam konteks yang berbeda, namun kebanyakan interaksi kerjasama terjadi secara langsung diantara dua negara yang menghadapi masalah atau hal tertentu yang mengandung kepentingan bersama.” Pertahanan “militer merupakan kekuatan utama pertahanan negara yang dibangun dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman militer, tersusun dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen pendukung. Pertahanan militer sebagai kekuatan bersenjata ditampilkan melalui sumber daya manusia dan alat utama sistem persenjataan Alutsista yang dibangun serta dikembangan secara profesional.” “Kerjasama dengan Rusia bukan berarti Indonesia telah mengubah kebijakan luar negeri yang selama ini cenderung ke Barat. Tetapi, menunjukkan bahwa membuka kerjasama dengan Rusia adalah upaya pelurusan kembali praktek kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif. Indonesia tidak pernah memusuhi barat dan Amerika Serikat. Tetapi Indonesia menjaga keseimbangan dalam memenuhi kebutuhan yang besar agar tidak selalu terhambat. Baik oleh hambatan politik atau hambatan lainnya. Kesenjangan antara kebutuhan dan alokasi anggaran yang ada mengharuskan Indonesia melakukan kerja sama teknologi alat-alat militer dengan negera-negara yang memiliki kemampuan teknologi kemiliteran yang jauh lebih maju daripada Indonesia.” “Dalam bidang pertahanan militer, Rusia memberikan dukungan penuh terhadap Indonesia. Pada saat operasi pembebasan Irian Barat, Uni Soviet memberikan dukungan militer bagi Indonesia. Kekuatan Angkatan Laut AL meningkat 5 kali lipat, dengan didatangkannya peralatan tempur dari Rusia seperti 1 buah kapal penjelajah, 8 Destroyer, 12 kapal selam, termasuk 100 Tank Amphibi PT-76. “Sementara itu Angkatan Udara AU memiliki 160 Fardiansah Noor, “DPR Dukung Penuh Kebijakan Politik Bebas Aktif”, diakses dari Pada tanggal 24 November 2021. Rindu Faradisah Novana, Kerjasama Indonesia Dengan Rusia Dalam Bidang Pertahanan Militer Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009, Jurnal Transnasional, No. 2, Februari 2012, hlm2 . pesawat tempur, diantaranya 30 buah pesawat pembom jarak jauh TU-16 KS, 50 TU-16, 80 buah Jet tempur MIG-19, dan MIG-17.”“ “Rusia yang sudah sangat maju dalam bidang teknologi militernya dan pernah menjadi salah satu Negara adikuasa, menyebabkan Indonesia tertarik untuk melakukan kerjasama dengan Negara tersebut. Secara universal pertahanan negara merupakan elemen pokok dan merupakan salah satu unsur pilar utama dalam rangka tetap tegaknya suatu negara. untuk menjamin kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, dalam menjaga keutuhan wilayah dan keselamatan bangsa dibutuhkan suatu sistem pertahanan negara yang tangguh. Mengingat keadaan NKRI maka tugas pertahanan sangat kompleks, sehingga dalam pelaksanaannya harus melibatkan seluruh sumber daya nasional.”“ Kedutaan Besar Federasi Rusia Untuk RI, “Hubungan Indonesia-Rusia”, diakses dari Pada tanggal 24 november 2021. Ristra Selly Suoth, Michael Mamentu, Trilke Tulung, KEJASAMA INDONESIA RUSIA DALAM BIDANG MILITER DALAM KONTEKS PENINGKATAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN, Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, Volome 1 No. 1, Tahun 2018 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana bentuk hubungan”kerjasama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dengan Rusia”? 2. Seberapa efektif hubungan“bilateral yang dilakukan Indonesia dengan Rusia dalam kerjasama dibidang militer”? C. Pembahasan Bentuk Hubungan Dan Kerjasama Bilateral Antara Indonesia Dan Rusia Di Bidang Pertahanan Seperti halnya negara merdeka dan berdaulat, suatu negara harus mempunyai relasi yang di jalin dengan negara lainnya sebagai upaya dalam rangka menciptakan hubungan internasional yang baik dan untuk tercapainya tujuan bersama. Hubungan internasional merupakan suatu usaha percepatan negara-negara yang di lakukan untuk menyelaraskan pandangan dan tujuan dengan mengutamakan kepentingan negara baik dari segi ekonomi, pendidikan,politik dan keamanan.”Untuk memenuhi kepentingan nasional suatu negara, negara-negara tersebut atau aktor-aktor dari negara tersebut harus melakukan sebuah kerjasama antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya. Kerjasama dalam ilmu Hubungan Internasional dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain kerjasama bilateral, trilateral, regional dan multilateral.” “Dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan di Indonesia, pihak pemerintah Indonesia melakukan sebuah kerjasama bilateral dengan dengan pemerintah Federasi Rusia. Kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Rusia berada dalam bidang militer, untuk dilakukannya pengadaan alutsita dari pihak Rusia terhadap TNI, yang bertujuan mengisi kesenjangan jumlah serta teknologi alutsista yang dimiliki oleh Indonesia dengan negara-negara lainnya khususnya negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Selain itu bagi Indonesia dengan adanya kerjasama militer bersama akan memberikan peningkatan terhadap kapabilitas militer Indonesia.””Keamanan suatu negara selalu berdampingan dan berhubungan dengan pertahanan negara tersebut, pertahanan secara umum adalah reaksi dari suatu badan terhadap sebuah serangan, dan melalui ekstensi segala cara dan langkah langkah identifikasi dan pengukuran risiko atau bahaya, demikian pula dengan perlindungan dan tanggapan.” “Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama antara sipil dan militer yang diselenggarakan oleh suatu negara untuk menjamin keamanan wilayahnya, perlindungan dari ancaman-ancaman baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri atau untuk menjaga kepentingan-kepentingannya. Hal ini sesuai dengan peran TNI sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara. Pengadaan alutsista dari Rusia terhadap TNI merupakan langkah yang baik bagi pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas pertahanan dan keamanan Indonesia, hal ini dapat menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia bersungguh-sungguh untuk menjaga stabilitas pertahan dan keamanan negaranya dengan memoderenisasi alutsista yang ada demi mencapai minimum essential force. pada kerjasama yang dilakukan oleh pihak pemerintah Indonesia dengan pemerintah Federasi Rusia dalam Pengadaan alutsista.””Bagi TNI angkatan darat dari Rusia sebenarnya tidak terlalu terlihat, karena memang jumlah pengadaan alutsista bagi TNI angkatan darat tidak terlalu banyak membeli dari Rusia baik sejak jaman kepemimpinan Presiden Soekarno hingga jaman kepemimpinan sekarang.” “Pengadaan senjata dari Rusia bagi TNI AD di mulai sejak tahun 1960an pada saat itu masih Uni Soviet, pada saat itu Presiden Soekarno melakukan pengadaan ALUTSISTA besar-besaran dari Soviet untuk Indonesia dalam melancarkan operasi TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukan Belanda.””Bagi TNI AD pada saat itu pemerintah mendatangkan ribuan pucuk senapan serbu yang sangat legendaris yaitu senapan serbu jenis AK-47.” “Selain melakukan pengadaan ribuan senapan serbu AK-47, Indonesia juga mendatangkan meriam kaliber 57mm bagi memperkuat kekuatan pasukan artileri pertahanan udaranya ARHANUD yaitu meriam AZP S-60. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pasukan kavaleri angkatan daratnya, Indonesia mendatangkan panser BTR-40.”. “Terlebih lagi Kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang militer dan keamanan bisa menjadi “pintu pembuka” untuk terjalinnya suatu kemitraan strategis di bidang bidang lain di luar bidang politik dan militer. Seperti Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Secara geografis, Indonesia sangat luas, mencakup ribuan pulau dari Sumatera sampai Papua, yang menjelaskan bahwa Indonesia membutuhkan tentara moderen yang kuat untuk menjamin keamanan nasional.” Upaya untuk menguatkan aspek pertahanan negara indonesia dengan metode kerja sama dengan rusia di kembangkan lebis luas oleh presiden susilo bambang yudhoyono pada waktu itu, sehingga cakupan kerjasama bilateral indonesia-russia tidak hanya dari aspek pertahanannya saja, melainkan di ikuti dengan kerja sama di bidang politik dan ekonomi. “Di bidang ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong investasi Rusia agar masuk ke Indonesia, karena Volume perdagangan kedua belah pihak pada tahun 2005 dengan perkiraan pendahuluan mencapai 680 juta Dollar AS, angka tersebut melebihi 42% hasil tahun 2004 480 juta dolar AS. Indonesia memiliki kepentingan untuk membuka kerjasama soal energi nuklir,” untuk mengatasi Haryo Adjie Nogo Seno, Monster Tempur Kavaleri Indonesia Yogyakarta Mata Padi Presindo, 2011, hlm 9. krisis energi yang masih terus terjadi di dalam negeri. “Sedangkan disisi lain, Rusia mempunyai kepentingan untuk mengimbangi dominasi perusahaan-perusahaan Amerika Serikat di Indonesia terutama sektor pertambangan yang sudah meraih keuntungan sangat besar.””Pengadaan alutsista dari Rusia merupakan pilihan rasional saat industri strategis dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan kelengkapan peralatan dan tekonologi militer. Menggunakan produk Amerika Serikat atau Eropa, selain harganya lebih mahal juga selalu ada hambatan politis yang bisa menyulitkan Indonesia di masa mendatang. Rusia umumnya tidak sulit soal lisensi, izin dan politik.” “Pembelian alutsista dari Amerika Serikat dan Uni Eropa, umumnya dirumitkan dengan persyaratan penegakan HAM dikaitkan masalah Aceh, Poso atau Papua, masalah lisensi, dan prosedur pembelian yang rumit. Pengalaman dengan Inggris misalnya, tank Scorpion dan panser serbu Stromer untuk operasi menumpas Gerakan Aceh Merdeka GAM tidak boleh dipakai di Aceh karena terkait syarat kerjasama hanya untuk pertahanan luar.” “Beberapa alasan Indonesia memilih Rusia sebagai negara produsen persenjataan militer terbaru bagi TNI. Pertama, sejarah hubungan militer Indonesia-Rusia. Kedua, kemudahan persyaratan kerjasama bidang pertahanan militer dari Rusia. Ketiga, Rusia lebih fleksibel mengenai harga seperti bisa dibayar dengan komiditi yang dimiliki Indonesia. Keempat, Rusia memiliki tekonologi militer yang sepadan dengan Eropa dan USA.””Rusia memiliki kekuatan infantri yang dapat diunggulkan sehingga Indonesia dapat mengadopsi sistem militer melalui kerjasama yang dilakukan sekarang. ”Kerjasama dengan Rusia, tidak hanya sebatas kerjasama saja, tetapi belajar dan menyerap ilmu-teknologi dari Rusia.” Rusia “dikenal memiliki reputasi sebagai negara yang cukup efektif dalam alih teknologi. Negara India dan Cina telah memproduksi pesawat tempur berkat kerjasama teknik militer dengan Rusia.”” Efektifitas hubungan bilateral indonesia russia dalam bidang pertahanan “Kerjasama pembelian perlengkapan militer dari Rusia dinilai paling menguntungkan. Selain prosesnya tidak rumit, pembelian langsung pada badan yang ditunjuk pemerintah dapat menghemat anggaran 40 persen, karena tanpa melalui pialang. Sistem pembayaran yang diajukan pemerintah Indonesia salah satunya dengan sistem imbal beli alutsista. Imbal beli alutsista dengan komoditas batubara misalnya, adalah memberikan kesempatan bagi pemerintah dan pengusaha Rusia untuk berinvestasi dalam eksplorasi batubara di Indonesia, bukan menukar komoditas batubara dengan alutsista.” “Kerjasama dengan Rusia merupakan salah satu cara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat dalam bidang persenjataan yang saat ini sudah mencapai 70 persen.” “Akibat embargo militer Amerika Serikat terhadap Indonesia hampir empat belas tahun, mengakibatkan kondisi alutsista TNI buatan Amerika Serikat sangat buruk, karena tidak adanya pemeliharaan dan perawatan suku cadang dari Amerika Serikat. Beberapa Alutsista buatan Amerika Serikat yang digunakan oleh TNI berakhir dengan kecelakaan yang menewaskan para prajurit TNI yang sepatutnya tewas karena membela tanah air Indonesia, bukan tewas akibat sistem yang sudah kadaluarsa.” “Pasca pencabutan embargo militer oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia, kini TNI sangat selektif dalam kerjasama.” Ada “syarat jika menawarkan pengadaan senjata kepada Indonesia, yakni tidak ada syarat politik atau embargo. Indonesia menganut sistem baru dalam pengadaan persenjataan militer. Sistem yang paling utama yakni pembelian persenjataan dilakukan langsung oleh pemerintah Indonesia tanpa melalui perantara.” “ “kerjasama yang dilakukan pemerintah Indonesia dan pemerintah Rusia dalam pengadaan peralatan militer diharapkan menjadi model kerjasama militer selanjutnya bagi kedua negara. Pengadaan alutsista di Indonesia akan dilakukan secara berjenjang. Pengamatan dilakukan angkatan, pengajuan dilakukan Mabes TNI, dan keputusan diambil Dephan. Rusia dan Indonesia saling membutuhkan satu sama lain.” “Dengan tujuan yang sama, perdamaian dunia, keamanan dan kemakmuran. Rusia mewarisi potensi teknologi militer yang luar biasa dan merupakan satu-satunya negara di dunia, selain AS, yang memiliki kemampuan dalam membangun dan memproduksi seluruh elemen penting dari persenjataan modern.” “Di sisi lain, Kementerian Pertahanan Rusia tidak memiliki cukup uang untuk mendanai sepenuhnya potensi industri pertahanan Rusia. Dengan demikian, atas dasar usaha mempertahankan tujuan utamanya, industry pertahanan Rusia tertarik untuk mengekspor produknya.””Sebagai contoh, penjualan ekspor tahun 2005 terdiri atas 60% dari total produksi Almaz-Antey, perusahaan yang saat ini menduduki posisi 30 dalam peringkat US Defense News yang memasukkan 100 perusahaan pertahanan top menawarkan persenjataan mereka pada harga yang rendah tanpa persyaratan politik apa pun.””Mereka juga siap mengikuti mekanisme barter, pertukaran komoditas dan dapat menawarkan program kredit sebagaimana yang telah diterapkan dalam perjanjian penjualan MiG dan Sukhoi kepada Indonesia dan Malaysia.” “Sebagai sebuah kekuatan benua, Rusia memiliki kondisi Yordan Gunawan, 2021, Pertanggungjawaban Indonesia dalam Pencemaran Asap Lintas Batas Negara, Yogyakarta, LP3M UMY, hlm 7. “Tersedia di /peraturan/ Diakses 30 Des 2021” alam yang andaldan memungkinkan bagi produksi peralatan tempur murah dengan tingkat efektivitas tempur yang tinggi.””Pada waktu yang bersamaan Rusia juga telah menciptakan senjata anti tank modern jarak jauh yang mematikan. Peralatan tempur yang akan dibeli oleh Indonesia dari Rusia memiliki sejumlah keunggulan termasuk daya tangkal dan kemampuan teknologinya yang sesuai dengan kebutuhan. Secara politik, ini akan memberikan ruang gerak bagi Indonesia agar tidak bergantung pada Amerika Serikat jika suatu waktu nanti negara Amerika Serikat menjatuhkan embargo kembali.” “Kerja sama pertahanan dengan Rusia akan membuka jalan bagi Indonesia atas akuisisi teknologi militer modern, bahkan hingga kepada produksi bersama atas senjata-senjata baru, seperti India dan Cina, dan tidak akan ada biaya-biaya politik atas kerja sama tersebut.” “Kerjasama dengan Rusia, bukan hanya memanfaatkan uang, teknologi pesawat, tetapi memindahkan kekuatan teknologi udara Rusia ke Indonesia adalah cita-cita agar Indonesia tidak hanya menjadi pemilik teknologi, tetapi juga menguasai, sehingga Indoensia menjadi negara yang diperhitungkan di Asia Tenggara, sekaligus mengembalikan kejayaan pertahanan tahun 1960-an yang pernah diukir oleh Indonesia.””Syarat yang harus dipenuhi adalah kerjasama ini dimafaatkan untuk pengembangan teknologi, transfer teknologi dan berbagi teknologi.” “Secara umum, perbandingan keuntungan kerjasama Indonesia-Rusia dan Indonesia-Amerika Serikat, adalah” 1. “Rusia anti embargo, sedangkan Amerika rawan embargo.” 2.”Rusia dalam pembelian peralatan pertahanan militernya bisa dinego, misalnya sukhoi bisa dinego dengan imbal beli sembako; sedangkan Amerika sulit melakukan negosiasi atas penjualan semua peralatan pertahanan militernya.” “Archellie, R. De. 2012. Pelibatan Rusia Dalam Kerangka Kerjasama Keamanan di Kawasan Asia Timur.Tesis. Program Magister Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta.” 3.”Rusia tidak mempunyai banyak persyaratan jual beli dibandingkan Amerika, Rusia menyerahkan hak pakai sepenuhnya pada Indonesia atas semua peralatan militer yang dibeli, tidak seperti Amerika yang penggunaan peralatan militer harus sesuai syarat dari negaranya, terkait masalah HAM.” 4.”Produk peralatan militer yang dijual Rusia, mempunyai kualitas dan fungsi yang sama dengan Rusia sendiri gunakan; tidak seperti Amerika yang mengurangi beberapa fungsi dari peralatan tempur yang dibeli karena takut kalah saing.” 5. “Rusia tidak keberatan soal transfer teknologi, hal ini sudah berhasil di Negara India dan Cina. Serta Rusia juga tidak keberatan akan modifikasi peralatan tempur yang dibeli, seperti pada saat pembelian Sukhoi oleh Indonesia, pihak Rusia lupa menyertakan adaptor pengisian BBM pesawat, akhirnya teknisi Indonesia melakukan sedikit modifikasi pada adaptor pengisian BBM milik A-4 Skyhawk, dan Sukhoi akhirnya bisa terbang perdana dari pangkalan TNI AU.” “Pihak rusia sama sekali tidak keberatan dengan hal ini.” Kesimpulan Pada prinsipnya suatu negara di belahan dunia manapun di haruskan untuk mempunyai relasi dan hubungan dari berbagai macam bidang ataupun aspek dengan negara lain, hubungan yang di jalin tersebut bisa bervariatif berdasarkan apa kepentingan yang melatarbelakangi hubungannya, sama halnya seperti indonesia yang memiliki suatu perjanjian bilateral dari bidang militer dan pertahanan dengan negara federasi rusia. Kompromi yang di lakukan oleh dua negara ini dalam kerjasama di bidang militer dan pertahanan di latar belakangi oleh simbiosis mutualis yang sama sama menguntungkan untuk indonesia dan russia. Keuntungan yang dapat di peroleh oleh indonesia dalah pemasokan alutista dari rusia yang mencukupi ketersediaan persenjataan yang tujuannya adalah untuk memperkuat bidang militer dan pertahanan negara indonesia, selain itu timbulnya kerja sama di bidang militer ini dirasa mampu membuka ruang kerja sama baru baik dari segi tekhnologi dan ilmu pengetahuan. Begitupun keuntungan yang di dapatkan oleh negara rusia adalah perluasan pasar ke asia tenggara dalam kerangka ekspansi di bidang militer khusunya yaitu bermitra dengan indonesia dan peluangan investasi di berbagai sektor perusahan strategis di negara indonesia di nilia dapat menambah akumulasi keuangan dari negara rusia itu sendiri. Efektifitas kerjasama di antara dua negara ini pula yang menjadi hubungan bilateral dari kedua negara ini semakin harmonis dan saling menguntungkan untuk kedua belah pihak. Daftar Pustaka Buku - Haryo Adjie Nogo Seno, Monster Tempur Kavaleri Indonesia Yogyakarta Mata Padi Presindo, 2011, hlm 9. Journal - Rindu Faradisah Novana, Kerjasama Indonesia Dengan Rusia Dalam Bidang Pertahanan Militer Pada Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono Periode 2004-2009, Jurnal Transnasional, No. 2, Februari 2012, hlm 2 - Ristra Selly Suoth, Michael Mamentu, Trilke Tulung, Kejasama Indonesia Rusia Dalam Bidang Militer Dalam Konteks Peningkatan Pertahanan Dan Keamanan, Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, Volume 1 No. 1, Tahun 2018 - Archellie, R. De. 2012. Pelibatan Rusia Dalam Kerangka Kerjasama Keamanan di Kawasan Asia Timur.Tesis. Program Magister Studi Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Indonesia, Jakarta. - Wulansari, I. 2012. Pola Pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan Ilmu Hubungan International, 8 2.hlm. 53-61. - Anwar, S. 2012.Meningkatkan Kapasitas Dan Peran Diplomat Pertahanan Untuk Membangun Pertahanan yang Pertahanan, 2 2, - Gunawan Y, 2021, Pertanggungjawaban Indonesia dalam Pencemaran Asap Lintas Batas Negara, Yogyakarta LP3M UMY. Internet - Fardiansah Noor, “DPR Dukung Penuh Kebijakan Politik Bebas Aktif”, diakses dari Pada tanggal 24 November 2021. - Kedutaan Besar Federasi Rusia Untuk RI, “Hubungan Indonesia-Rusia”, diakses dari Pada tanggal 24 november 2021. - Tersedia di /peraturan/ Diakses 30 Des 2021. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Kapasitas Dan Peran Diplomat Pertahanan Untuk Membangun Pertahanan yang TangguhS -Anwar-Anwar, S. 2012.Meningkatkan Kapasitas Dan Peran Diplomat Pertahanan Untuk Membangun Pertahanan yang Pertahanan, 2 2, Indonesia-Rusia", diakses dari Pada tanggal 24R I -Kedutaan Besar Federasi Rusia Untuk-Kedutaan Besar Federasi Rusia Untuk RI, "Hubungan Indonesia-Rusia", diakses dari Pada tanggal 24 november 2021. -Tersedia di /peraturan/ Diakses 30 Des 2021. Penelitian ini menganalisis tentang kerjasama militer antara Indonesia dan Rusia dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet yang merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Namun Hubungan Indonesia dan Rusia ini pernah sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, Kerja sama ini didasarkan pada kondisi pertahanan militer Indonesia yang kurang lengkap. Rusia dipilih karena merupakan negara yang mampu bersaing dengan teknologi militer Amerika dan Eropa tanpa biaya administrasi. Fokus kerjasama pertahanan militer pada masa Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 adalah untuk memperbaharui dan memperbaiki kondisi dan fungsi alat utama alutsista TNI Angkatan Darat. This study analyzes the military cooperation between Indonesia and Russia in the Susilo Bambang Yudhoyono administration. Russia and Indonesia have a long history of military-technical cooperation. Russia, known as the Soviet Union, is one of the countries that has great potential, among these potentials is cooperation in the field of military defense and security. However, the relationship between Indonesia and Russia had been strained, but the two countries tried to continue the relationship that had been strained. This cooperation was based on the condition of Indonesia's military defense which was incomplete. Russia was chosen because it is a country that can compete with American and European military technology without Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 Competency Test-3 Kerjasama Pemerintahan Indonesia bersama Pemerintahan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam bidang Pertahanan Militer Faysa Alfianita Putri 1Department of International Relation, Class of i,social science and politics, Indonesia Abstract Penelitian ini menganalisis tentang kerjasama militer antara Indonesia dan Rusia dalam pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet yang merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Namun Hubungan Indonesia dan Rusia ini pernah sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, Kerja sama ini didasarkan pada kondisi pertahanan militer Indonesia yang kurang lengkap. Rusia dipilih karena merupakan negara yang mampu bersaing dengan teknologi militer Amerika dan Eropa tanpa biaya administrasi. Fokus kerjasama pertahanan militer pada masa Susilo Bambang Yudhoyono periode 2004-2009 adalah untuk memperbaharui dan memperbaiki kondisi dan fungsi alat utama alutsista TNI Angkatan Darat. This study analyzes the military cooperation between Indonesia and Russia in the Susilo Bambang Yudhoyono administration. Russia and Indonesia have a long history of military-technical cooperation. Russia, known as the Soviet Union, is one of the countries that has great potential, among these potentials is cooperation in the field of military defense and security. However, the relationship between Indonesia and Russia had been strained, but the two countries tried to continue the relationship that had been strained. This cooperation was based on the condition of Indonesia's military defense which was incomplete. Russia was chosen because it is a country that can compete with American and European military technology without 2 administrative costs. The focus of military defense cooperation during the 2004-2009 period of Susilo Bambang Yudhoyono was to renew and improve the condition and function of the main defense equipment of the Indonesian Army. Keywords Kerjasama Militer, Pertahanan Militer, sistem Persenjataan, sejarah kerjasama militer Pendahuluan Indonesia dengan Rusia memiliki hubungan yang tidak bisa di bilang dekat setelah berada di tampuk kekuasaan Soeharto sejak tahun 1966. Namun Hubungan diplomatik Indonesia bersama Uni Soviet sudah terjalin lama sejak pemerintahan Presiden Soekarno. Akan tetapi runtuhnya Soviet dan perubahannya pada peta politik Indonesia setelah reformasi ini mengubah pola tersebut. pada masa Perang Dingin Uni Soviet berakhir dan mempengaruhi perubahan peta posisi Uni Soviet dan Politik Internasional. Kerjasama pertahanan antar Indonesia dan Rusia Selama pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dimulai saat pemerintahan Rusia menawarkan Indonesia bekerjasama dalam bidang pertahanan pada tahun 2005. Indonesia pun sepakat, sehingga membentuk Komisi Kerjasama Teknik Militer KKTM yang dibentuk pada 22 September 2005 dan di tandatangani pada Pertemuan Komisi Pertama. Kerjasama dengan Rusia tidak berarti Negara Indonesia telah mengubah kebijakan luar negeri yang cenderung ke Barat. Namun, menunjukan kerjasama dengan Rusia merupakan pelurusan kembali praktek kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif. Rumusan Masalah • Mengapa pemerintahan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Rusia dalam bidang pertahanan militer ? Tujuan • Untuk mengetahui mengapa pemerintahan Indonesia bekerjasama dengan Pemerintahan Rusia. 3 Analisis Pelaksanaan dan penentuan kerjasama pertahanan militer Indonesia bersama Rusia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipengaruhi dengan kondisi pertahanan militer negara yang mencakup perkembangan alutsista Indonesia. Walau Amerika yang telah mencabut embargo terhadap Indonesia namun Indonesia tetap melakukan kerjasama pertahanan militer bersama Rusia dan berhubungan baik dengan Ameika Serikat. Kerjasama yang dilakukan ini juga bermanfaat bagi Indonesia dikarenakan Indonesia tak bergantung pada satu negara saja. Negara-negara Asia Tenggara menyebut Indonesia disebut bangsa yang besar karena luasnya wilayah daratan dan perairan serta besarnya jumlah penduduk. Sistem persenjataan Tentara Nasional Indonesia setelah hamper 14 tahun diembargo ini oleh Amerika dan negara-negara produsen menunjukan kondisi yang tak layak guna yang seharusnya pemerintah meremajakan semua alat sistem senjata ini secara bertahap. Hanya sekitar 40-50% yang siap mengoperasional minimum sistem persenjataan TNI, presentase tersebut jauh dibawah presentase kesiapan minimal operasional TNI. Separuh peralatan persenjataan tidak sanggup beroperasi secara maksimal dikarenakan faktor usia maupun keterbatasan pengadaan komponen dan suku cadang. Sejarah Kerjasama Indonesia dan Rusia Kerjasama antara Indonesia dengan Rusia sudah berlangsung sejak lama, hubungan antar kedua negara ini sudah terjalin sejak Indonesia belum merdeka, yaitu pada saat dibukanya perwakilan konsulat luar biasa pada tahun 1885 dan dilanjutkan pada tahun 1894 saat kekaisaran Rusia menempatkan seorang konsul di Batavia hingga pada tahun 1899. Hubungan kerjasama Indonesia dengan Rusia terjalin diberbagai bidang, seperti dalam bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, olahraga, dan pertahanan militer. Secara resmi, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia ditandai pertama kali dengan kedatangan Menteri Luar Negeri Uni-Soviet, A. Y. Vysshinky, untuk menyampaikan keputusan pengakuan Uni-Soviet kepada kedaulatan Republik Indonesia. Indonesia sebagai negara yang baru saja merdeka dan mendapat pengakuan kedaulatan dari ratu Belanda, menilai tinggi pengakuan tersebut. 4 Rusia dan Indonesia memiliki sejarah kerja sama teknis militer yang panjang. Uni Soviet mulai menjual senjata kepada Indonesia segera setelah kedua negara resmi menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1950. Hubungan Indonesia dan Rusia sempat renggang namun kedua pihak negara ini berusaha melanjutkan hubungan yang sempat renggang, tetapi ada sejumlah faktor membuat keduanya tak dapat membangun kembali hubungan yang dekat hingga tahun 2000-an. Rusia memberikan dukungan penuh terhadap Indonesia. Pada saat operasi pembebasan Irian Barat, Uni Soviet memberikan dukungan militer bagi Indonesia. Kekuatan Angkatan Laut AL meningkat 5 kali lipat, dengan didatangkannya peralatan tempur dari Rusia seperti 1 buah kapal penjelajah, 8 Destroyer, 12 kapal selam, termasuk 100 Tank Amphibi PT-76. Sementara itu Angkatan Udara AU memiliki 160 pesawat tempur, diantaranya 30 buah pesawat pembom jarak jauh TU-16 KS, 50 TU-16, 80 buah Jet tempur MIG-19, dan Kerjasama Indonesia dan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 ini merupakan saat yang tepat untuk melanjutkan kerjasama strategis dengan Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet. Rusia merupakan salah satu negara yang memiliki potensi besar, diantara potensi ini merupakan kerjasama di bidang pertahanan militer dan keamanan. Kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang militer dan keamanan bisa menjadi “pintu pembuka” untuk terjalinnya suatu kemitraan strategis di bidangbidang lain di luar bidang politik dan militer. Pada pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan Vladimir Putin pada tanggal 29 November 2006, di Rusia, disepakati bentuk kerjasama di bidang militer, politik, dan ekonomi. Di bidang ekonomi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mendorong investasi Rusia agar masuk ke Indonesia, karena Volume perdagangan kedua belah pihak pada tahun 2005 dengan perkiraan pendahuluan mencapai 680 juta Dollar AS, angka tersebut melebihi 42% hasil tahun 2004 480 juta dolar AS. Indonesia memiliki kepentingan untuk membuka kerjasama soal energi nuklir, untuk mengatasi krisis energi yang masih terus terjadi di dalam negeri. Sedangkan disisi lain, Rusia mempunyai kepentingan untuk mengimbangi dominasi perusahaan-perusahaan 5 Amerika Serikat di Indonesia terutama sektor pertambangan yang sudah meraih keuntungan sangat besar. Sedangkan di bidang militer disepakati mengenai implementasi kerjasama militer 2006-2010. Kerjasama dengan Rusia merupakan salah satu cara Indonesia untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat dalam bidang persenjataan yang saat ini sudah mencapai 70 persen. Akibat embargo militer Amerika Serikat terhadap Indonesia hampir empat belas tahun, mengakibatkan kondisi alutsista TNI buatan Amerika Serikat sangat buruk, karena tidak adanya pemeliharaan dan perawatan suku cadang dari Amerika Serikat. Beberapa Alutsista buatan Amerika Serikat yang digunakan oleh TNI berakhir dengan kecelakaan yang menewaskan para prajurit TNI yang sepatutnya tewas karena membela tanah air Indonesia, bukan tewas akibat sistem yang sudah kadaluarsa. Kesimpulan Pelaksanaan dan penentuan kerjasama pertahanan militer Indonesia bersama Rusia pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dipengaruhi dengan kondisi pertahanan militer negara yang mencakup perkembangan alutsista Indonesia. Walau Amerika yang telah mencabut embargo terhadap Indonesia namun Indonesia tetap melakukan kerjasama pertahanan militer bersama Rusia dan berhubungan baik dengan Ameika Serikat. Sejarah Kerjasama Indonesia dan Rusia Kerjasama antara Indonesia dengan Rusia sudah berlangsung sejak lama, hubungan antar kedua negara ini sudah terjalin sejak Indonesia belum merdeka, yaitu pada saat dibukanya perwakilan konsulat luar biasa pada tahun 1885 dan dilanjutkan pada tahun 1894 saat kekaisaran Rusia menempatkan seorang konsul di Batavia hingga pada tahun 1899. Kerjasama Indonesia dan Rusia Pada Masa Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004-2009 ini merupakan saat yang tepat untuk melanjutkan kerjasama strategis dengan Rusia yang dikenal dengan nama Uni Soviet. 6 Kerjasama strategis Indonesia-Rusia di bidang militer dan keamanan bisa menjadi “pintu pembuka” untuk terjalinnya suatu kemitraan strategis di bidang bidang lain di luar bidang politik dan militer. Referensi Hubungan Kerjasama Indonesia – Rusia Rangkaian Hidup , Hubungan Militer Rusia-Indonesia Semakin Kuat - Russia Beyond ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

kerjasama dalam bidang pertahanan dan keamanan merupakan kerjasama antara